Banyak kegiatan beragam yang sering dilakukan oleh warga Jakarta saat 17-an,yaitu tanggal 17 agustus untuk merayakan kemerdekaan negara ini. Namun yang paling umum adalah pawai dengan berbagai busana, lomba antar orang dewasa atau anak-anak,hingga panggung gembira sehingga jalan-jalan di sekitar perumahan penduduk Jakarta sepanjang bulan agustus setiap sabtu dan Minggu banyak yang ditutup dengan keperluan itu.
Namun tahun ini berbarengan dengan bulan puasa maka hampir mayoritas kegiatan itu seperti banyak yang ditiadakan dan diganti dengan kegiatan lain seperti syukuran atau makan bersama.
Ketika menonton acara 17-an tahun di Istana Negara melalui televisi, saya lantas terbayang sekitar tahun 1986-an saya pernah turut meramaikan acara 17-an dengan grup Drum band Al-Azhar sebagai grup yang saya ikuti selama saya SMP dan SMA ini. Waktu itu selain grup kami dari Jakarta ada satu grup lainnya yang berasal dari Madura. Dengan seragam putih-putih dan sepatu lars putih kami beraksi di depan istana Negara. He...***rasanya gaya banget deh..
Tulisan ini bertujuan melengkapi sumber2 yang ada dari berbagai sumber yang akurat tentunya (This writing has purpose to fulfil the source that had taken from many kind of datas)
Kamis, 18 Agustus 2011
Sentuhan dalam Memangkas Rambut
Dalam teori yang paling umum dikatakan bahwa rambut adalah mahkota. Hanya saja dulu memangkas rambut butuh hasil yang rapih, kalupun diaplikasikan potongan bergradasi tetap pada pola yang rapi. Berbeda dengan saat ini, menggunting/memangkas atau memotong rambut sama perlakuannya seperti dahulu hanya beda hasilnya. Bagi saya jauh lebih mudah karena tidak butuh keteraturan pola seketat dan serapih masa sebelumnya.
Lepas dari teori dan praktek itu, saya menggunakan memangkas rambut untuk memberikan sentuhan bagi anak-anak saya sendiri. Setiap kali saya lihat rambut putra saya itu panjang maka saya akan bujuk untuk saya pangkas sendiri. Tentu saja anak laki-laki saya tidak mudah dirayu untuk dirapihkan rambutnya, namun saya menunggu sampai dia mau saya pangkas.
Dalam sekali pangkas, maka bisa dipastikan hasilnya akan bergradasi berantakan kerna dia tidak betah berlama-lama untuk duduk diam bila dipangkas, namun saya enjoy saja kerna kalaupun saya stengah jadi pun hasilnya seperti anak sekarang yang rambutnya alay? jadi saya pun menunggu keesokan harinya untuk saya pangkas lagi barulah desain rambutnya seperti yang saya harapkan.
Memangkas rambut bagi saya bukan sekedar mendapatkan potongan atau bentuk hasil rambut yang saya inginkan, namun selalu menjadi salah satu bentuk sentuhan bagi anak saya kerna itu menjadi salah satu bentuk perhatian saya sebagai ibu kepada anaknya.
Lepas dari teori dan praktek itu, saya menggunakan memangkas rambut untuk memberikan sentuhan bagi anak-anak saya sendiri. Setiap kali saya lihat rambut putra saya itu panjang maka saya akan bujuk untuk saya pangkas sendiri. Tentu saja anak laki-laki saya tidak mudah dirayu untuk dirapihkan rambutnya, namun saya menunggu sampai dia mau saya pangkas.
Dalam sekali pangkas, maka bisa dipastikan hasilnya akan bergradasi berantakan kerna dia tidak betah berlama-lama untuk duduk diam bila dipangkas, namun saya enjoy saja kerna kalaupun saya stengah jadi pun hasilnya seperti anak sekarang yang rambutnya alay? jadi saya pun menunggu keesokan harinya untuk saya pangkas lagi barulah desain rambutnya seperti yang saya harapkan.
Memangkas rambut bagi saya bukan sekedar mendapatkan potongan atau bentuk hasil rambut yang saya inginkan, namun selalu menjadi salah satu bentuk sentuhan bagi anak saya kerna itu menjadi salah satu bentuk perhatian saya sebagai ibu kepada anaknya.
Langganan:
Postingan (Atom)